Inovasi Produk Pakan Sapi Potong Berbasis Bakteri Asam Laktat

Senin, 13 September 2021 | 00:00:00 WIB | Dibaca: 1503 Kali



Cibinong, Humas BRIN. Sebagai salah satu negara dengan penduduk terpadat di dunia, Indonesia mempunyai preferensi yang tinggi untuk mengonsumsi daging sapi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Upaya memenuhi kebutuhan pangan dari daging sapi adalah dengan memperbaiki produktivitas sapi potong melalui pakannya.
 
Dalam orasi Pengukuhan Profesor Risetnya yang berjudul “Inovasi Produk Pakan Sapi Potong Berbasis Bakteri Asam Laktat untuk Mendukung Usaha Peternakan Nasional”, Yantyati Widyastuti, peneliti bidang bioteknologi hewan dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI mengungkapkan budidaya sapi potong sangat tergantung pada ketersediaan pakan, dimana biaya pakan mencapai 70% pada tata kelola pemeliharaan ternak. “Secara global, budidaya sapi potong telah mengalami perubahan, terutama pada manajemen pemberian pakannya. Pada dasarnya, pakan yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produktivitas ternak,” ungkap Yanti dalam orasinya pada Rabu (1/9).
 
Secara global ia mengungkapkan telah ada strategi yang dilakukan dengan memberikan pakan yang dapat menurunkan produksi gas metana. Salah satu pendekatan yang telah dilakukan adalah menggunakan bakteri asam laktat. “Bakteri ini memproduksi asam laktat dan berperan pada fermentasi pakan, serta mempengaruhi keseimbangan mikroorganisme pada saluran pencernaan, serta menyehatkan ternak,” jelas Yanti.
 
Yanti menambahkan bahwa bakteri asam laktat merupakan mikroorganisme potensial yang menyandang predikat Generally Recognized as Safe (GRAS) oleh Food Drug Administration (FDA), Amerika, atau Qualified Presumption of Safety (QPS) oleh European Food Safety Authority (EFSA), Eropa. “Berdasarkan predikat tersebut, bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri potensial yang digunakan pada riset secara luas untuk pembuatan dan pengawetan produk-produk pangan termasuk pakan. Penggunaan bakteri asam laktat pada fermentasi susu dapat meningkatkan cita rasa sekaligus memperbaiki kualitas produknya, “imbuh Yanti.
 
Menurutnya produk pakan sapi potong berbasis bakteri asam laktat yang ramah lingkungan perlu dikembangkan karena dua alasan strategis yaitu efisiensi energi sapi potong dan mengurangi emisi gas metana di udara atau lingkungan. Untuk itu, diperlukan penggabungan beberapa kekuatan, dari peneliti dan industri yang didukung kebijakan pemerintah.
 
Dengan adanya produk riset pakan sapi potong berbasis bakteri asam laktat yang telah didaftarkan patennya, maka berpotensi digunakan pihak industri dengan kerja sama dan selanjutnya dapat dilisensi. “Hal ini menunjukkan adanya minat atau keinginan pihak industri untuk mengembangkan produk pakan sapi potong hasil riset untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi potong di Indonesia,” papar Yanti.
 
Di samping itu, diperlukan keberpihakan dalam pemanfaatan produk pakan lokal. Harapannya produk pakan sapi potong berbasis bakteri asam laktat baik sebagai produk tunggal maupun sebagai pakan komplit dapat menjadi produk pilihan untuk digunakan sebagai bahan pakan di Indonesia. (is ed: sl, hmw)
Sumber : Humas LIPI

Komentar Facebook