Implementasi Artificial Intelligence untuk Efisiensi Energi, Keamanan Siber, dan Pertanian

Kamis, 26 November 2020 | 00:00:00 WIB | Dibaca: 661 Kali



Jakarta, Humas LIPI. Dunia saat ini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang berimbas kepada banyak sektor industri yang mendorong semua individu maupun komunitas di dalamnya beradaptasi dan berkompetisi. Fenomena ini bisa menyebabkan disparitas antara negara-negara di ASEAN yang mampu dan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenriste/BRIN) selaku focal point ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) menyelenggarakan Workshop ASEAN on Artificial Intelligence for 4th Industrial Revolution: Artificial Intelligence Implementation in Energy Efficiency, Cyber Security and Agriculture pada Selasa – Rabu (24-25/11) secara daring dan luring. Lokakarya ini bertujuan untuk merangsang dan meningkatkan kesiapan tenaga kerja serta keterlibatan sektor swasta di negara-negara Asia Tenggara melalui penyampaian program lokakarya yang komprehensif untuk peserta ASEAN Workshop on 4th Industrial Revolution.

Kepala Kemenristek/BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, dalam pembukaannya mengatakan bahwa kehadiran Artificial Intelligence (AI) bagaikan dua sisi mata koin. Di satu sisi, kehadiran AI bisa meningkatkan produktivitas dan menciptakan beragam inovasi yang tentunya penting bagi upaya menciptakan  pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup masyarakat. Namun, tantangan yang diakibatkan perkembangan teknologi AI juga harus mampu diatasi dengan segera beradaptasi pada perubahan yang mutlak terjadi. “Karena itulah saya senang bahwa ASEAN COSTI menyelenggarakan lokakarya ini sebagai upaya menyiapkan komunitas ASEAN dalam memanfaatkan implementasi AI untuk efisiensi energi, kemanan siber dan pertanian,” terangnya.

Dirinya yakin COSTI mampu memimpin ASEAN dalam upaya transformasi regional melalui berbagai bentuk sharing dan pelatihan bersama para ahli berkelas dunia. Terlebih, lokakarya ini juga menghasilkan ASEAN Innovation Roadmap yang akan menjadi acuan referensi tidak hanya bagi COSTI tapi juga badan-badan sektor ASEAN lainnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang berkaitan dengan isu-isu inovasi dalam era Revolusi Industri 4.0. Para negara anggota COSTI telah setuju memformulasikan langkah-langkah untuk mempersiapkan negara-negara ASEAN menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan menuju Komunitas Industri kelima. “Revolusi Industri harus membuat ASEAN melakukan segala hal lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan lebih kompetitif di dunai,” tandasnya.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa penerapan AI di sektor industri energi amat berkembang salah satunya melalui implementasi pada Smart Grid Technology, monitoring otomatis pada operasi PV, dan implementasi AI di industri yang bisa menghemat penggunaan energi 15-20%. “Pengembngan smarat grid telah diimplementasikan di berbagai daerah di Indonesia seperti Sumbawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Timur,” tuturnya.
Menteri Komunikasi dan Informasi, Johnny G. Plate mengaku percaya akselerasi dari pengembangan AI dapat berkontribusi secara positif bagi realisasi kemajuan Indonesia. Ada tiga strategi untuk mengoptimalkan AI yaitu: pengembangan Digital Talent Skill dalam Teknologi AI, Fasilitasi Ekosistem AI, dan juga peningkatan regulasi dan manajemen teknologi AI. “Kominfo akan memperkuat regulasi yang ada pada peraturan perlindungan data umum Indonesia,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Dodi Rahadi selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian. Ia menegaskan bahwa industri menghadapi problem energi. Selain menjadi sumber terbesar emisi gas rumah kaca dan kenaikan biaya energi, keduanya menyebabkan kenaikan biaya produksi. Kombinasi AI dan machine learning dapat membuat proses kerja perusahaan menjadi lebih mudah. Terutama seperit membantu mengelola volume data sehingga bisa menyediakan solusi bagi peningkatan kepuasan pelanggan. Meningkatkan efisiensi perusahaan dan memebantu mengidentifikasi peluang bisnis. “Potensi ekonomi digital di ASEAN diestimasikan mencapai 200 Milyar U.S. by 2025 dan ini hanya bisa diwujudkan jikalau ASEAN mampu melaksanakan transofrmasi digital,” tuturnya.

ASEAN COSTI Chairman, Andy Hor optimis terkait perkembangan AI di ASEAN, salah satunya melalui lokakarya ini. Ia yakin acara ini akan turut meningkatkan kesadaran akan manfaat AI dalam bidang pertanian, kemanana siber, dan efisiensi energi di komunitas ASEAN. Meskipun acara ini dihelat di masa pandemi, hal tersebut justru menambah keyakinan Andy bahwa komunitas ASEAN sudah berada pada 1 platform untuk berpikir bersama, bekerja bersama dan merencanakan bersama babak selanjutnya bagi ASEAN dan tentunya Indonesia. “Saya percaya diskusi yang akan berlangsung akan bermanfaat dan produktif menghasilkan bergam proyek bersama untuk kemajuan ASEAN,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Kemenristek/BRIN, Mego Pinandito, mengingatkan bahwa teknologi memainkan peran penting selama pandemi COVID-19 menerjang. Pandemi COVID-19 berkontribusi dalam mengakselerasi Revolusi Industri ke empat di semua dunia. “Jadi tetap berpikir positif bahwa segala sesuatunya terjadi karena ada alasannya,” ujarnya. Dirinya berharap pada akhir workhsop ini, setelah pertukaran informasi yang komprehensif dari Triple Helix Actors; kita bisa mengenal satu dengan lainnya lebih baik sehingga memberikan energi bagi seluruh ASEAN mengembangkan ide bersama dalam rangka mengatasi kesenjangan yang ada dan memenuhi kebutuhan regional. “Semoga, kita bisa membawa hasil workshop ini ke pertemuan ASEAN COSTI selanjutnya di 2021,” pungkasnya.

Peneliti dari Pusat Penelitian Informatika, Risnandar, mengatakan bahwa harapan ia mengikuti  AW4IR2020 ini adalah mampu mendefinisikan seperti apa rupa evaluasi dari berbagai jenis AI untuk sistem manajemen energi (EMS) di banyak sudut pandang pemangku kepentingan masing-masing di bidang akademik, industri, bisnis, dan pemerintah. “Dan saya juga berharap pula dapat mengembangkan open repository dari evaluasi yang ada dengan metodologi yang sepenuhnya didokumentasikan dan data mentah serta hasil tersedia untuk pengawasan publik dalam AI untuk EMS,” ujarnya.

Acara ini adalah salah satu komitmen ASEAN COSTI untuk fokus dalam upaya mempersiapkan komunitas ASEAN menghadapi fenomena disruptive technology sebagai muara dari Revolusi Industri 4.0. Lokakarya berlangsung secara daring dan luring. Partisipan yang datang langsung di Shangri-La Hotel, Jakarta wajib menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan secara baik. (AS/NU)
 


Sivitas Terkait : Dr. Laksana Tri Handoko M.Sc.
 
Sumber : http://lipi.go.id/

Komentar Facebook